Selasa, 18-11-2025
  • Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918
  • Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918

Kelasku Rumahku

Diterbitkan : Senin, 6 Oktober 2025

Menata “Rumah Belajar” Agar Nyaman dan Produktif.

Pagi itu, saat memasuki kelas disambut oleh pemandangan tak sedap: lantai penuh kertas bekas tugas, meja berantakan, papan tulis penuh coretan yang tak sempat dihapus, dan kursi berpencar tanpa pola. Beberapa siswa tampak cuek melintas sambil menendang gumuk kertas di sudut ruangan. Ketika guru memasuki ruang, suasana langsung tegang—murid-murid menoleh dan terdiam. Dalam hati sang guru timbul kegelisahan: apakah lingkungan belajar seperti ini pantas disebut “kelas”? Kasus seperti ini menunjukkan betapa gentingnya pengelolaan kelas agar ruang belajar berubah dari tempat semrawut menjadi ruang yang terasa seperti rumah — tempat nyaman, tertib, dan penuh rasa memiliki.

Pendahuluan Kelas bukan sekadar ruang fisik di sekolah, melainkan “rumah kedua” bagi siswa dan guru selama jam belajar. Apabila kelas tidak tertata, kotor, dan tanpa aturan jelas, hal-hal negatif akan mudah muncul: kebisingan, murid kehilangan fokus, perilaku acuh, dan suasana hati yang tidak mendukung belajar. Sebaliknya, pengelolaan kelas yang baik membantu memupuk rasa nyaman, keteraturan, dan efektivitas proses pembelajaran. Dalam artikel ini, penulis menggambarkan pengelolaan kelas melalui narasi, mengurai pengertian, mendukungnya dengan pendapat pakar dan data penelitian, merinci peran guru, dan akhirnya menyimpulkan bahwa kelas yang dikelola dengan baik memang pantas disebut “rumahku”.

Pengertian Pengelolaan Kelas Menurut Djamarah (2006), pengelolaan kelas adalah upaya guru menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal agar kegiatan pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Pengelolaan kelas mencakup aspek fisik (penataan ruang, kebersihan, pencahayaan, ventilasi) dan aspek nonfisik (aturan sosial, relasi guru–siswa, pengaturan perilaku, manajemen waktu). Sementara penelitian oleh Mutiaramses dkk. (2021) menyebut bahwa ketika guru mengelola kelas dengan baik, hasil belajar siswa cenderung tinggi — sebaliknya, bila pengelolaan buruk, prestasi siswa menurun. Dalam studi di SDN Cimone 7, Euis Suhaibah dan kolega (2024) menemukan bahwa peran guru dalam aspek “hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan positif, dan kedisiplinan” sudah baik, namun aspek variasi metode dan media pembelajaran masih perlu diperkuat. Beberapa penelitian kualitatif menyebutkan bahwa guru menerapkan sekitar 14 tindakan pengelolaan kelas yang terbagi ke dalam 9 strategi inti: dari merancang kelas yang bervariasi, aturan kelas bersama siswa, penguatan positif, hingga adaptasi kondisi kelas menurut situasi. Dalam kajian “Pengelolaan Kelas sebagai Strategi dalam Meningkatkan Interaksi” di SMP Nusadani, peneliti menegaskan bahwa pengelolaan kelas yang baik meningkatkan komunikasi dua arah, partisipasi aktif siswa, dan umpan balik guru–siswa yang efektif. Secara kuantitatif, penelitian Asratu Aini & Alfan Hadi (2023) mengindikasikan bahwa melalui pengelolaan kelas yang baik—meliputi strategi pembelajaran, pembiasaan, keteladanan, penguatan—terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas (Secara Detail)Guru bukan hanya penyampai materi, tetapi juga manajer kelas, fasilitator, pengatur relasi sosial, dan pemelihara suasana belajar.

Berikut rincian perannya: Perencanaan Kelas guru menyusun strategi penataan ruang (denah tempat duduk, sirkulasi, area belajar diskusi), menetapkan aturan kelas (kontrak kelas bersama siswa), menata jadwal piket/rotasi kebersihan, mempersiapkan media dan bahan ajar, dan menyesuaikan rencana dengan karakteristik siswa. Dalam penelitian di SD Muhammadiyah, salah satu tugas guru adalah merancang kelompok belajar berdasarkan perbedaan kemampuan dan memberi tanggung jawab kelompok. Pelaksanaan dan Pengelolaan Proses guru menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan kelas: kehangatan, antusiasme, tantangan, variasi, keluwesan, penekanan pada hal positif, dan disiplin. Djamarah menyarankan agar guru tidak hanya bersikap kaku, melainkan fleksibel sesuai situasi kelas.

Selain itu, guru mengaplikasikan pendekatan yang sesuai situasi: kekuasaan, kebebasan, pengajaran, perubahan perilaku, sosio-emosional, atau pendekatan pluralistik. Guru juga memfasilitasi interaksi antar siswa, memberi umpan balik, dan menjaga suasana positif agar siswa merasa dihargai dan termotivasi.

Pengawasan dan Evaluasi guru secara berkala memantau apakah kelas tetap tertib dan nyaman. Bila aturan dilanggar, guru merespons proporsional (penguatan positif, konseling). Kepala sekolah atau pengawas juga dapat melakukan supervisi kelas. Dalam penelitian “Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Belajar Siswa”, pengawasan dilakukan terus menerus untuk memperbaiki praktik guru.

Refleksi dan Pengembangan Profesional guru menggunakan hasil evaluasi untuk berefleksi: mana strategi yang efektif, mana yang harus disesuaikan. Guru juga terus meningkatkan keterampilan manajemen kelas melalui pelatihan, diskusi antar guru, atau membaca literatur pendidikan.

Keteladanan dan Penguatan Positif siswa cenderung meniru sikap guru. Dengan menjadi contoh yang disiplin, tertib, ramah, dan menghargai siswa, guru menanamkan budaya kelas positif. Penguatan positif (pujian, penghargaan sederhana) memperkuat perilaku baik siswa.

Kolaborasi dan Delegasi guru dapat mendistribusikan tanggung jawab ke siswa—misalnya tim piket, pengelola materi, pengatur kebersihan—agar siswa merasa memiliki kelasnya. Delegasi ini tidak melepas kontrol guru, tetapi memperkuat rasa tanggung jawab kelas bersama.

Kesimpulan Kondisi kelas yang kotor dan berantakan seperti pada studi kasus di awal menunjukkan bahwa tanpa manajemen kelas yang baik, ruang belajar bisa kehilangan fungsi utamanya. Pengelolaan kelas bukan sebatas penataan fisik, melainkan menangani aspek sosial, psikologis, emosional, dan akademik warga kelas. Pendapat para pakar dan data penelitian mendukung bahwa pengelolaan kelas yang efektif berkaitan positif dengan hasil belajar siswa. Guru memiliki peran sentral: merencanakan ruang dan aturan, melaksanakan pengelolaan proses pembelajaran, mengawasi dan mengevaluasi, serta mengembangkan kapasitas diri. Dengan demikian, kelas yang dikelola secara baik bukan sekadar ruang sekolah — melainkan rumah yang memberi kenyamanan, motivasi, dan rasa memiliki. Kelasku benar-benar rumahku, tempat di mana tumbuh karakter, tanggung jawab, dan semangat belajar. (@Beny Purwoko)

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan