Sabtu, 09-11-2024
  • Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918

MENJALIN HUBUNGAN GURU DENGAN PESERTA DIDIK

Diterbitkan :

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Undang-Undang No. 14 Tahun 2005). Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Jadi kemampuan guru adalah suatu prilaku kemampuan seseorang dalam melaksanakan kewajiban dengan penuh tanggung jawab (Soejipo dan Kosasi 2009 : 37). Sehingga dapat disimpulkan  bahwa guru adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam mendampingi peserta didik dengan penuh tanggung jawab.

Menjadi seorang guru yang “ baik” tidaklah mudah. Menjadi pengganti orang tua selama di sekolah yang kurang lebih selama 8 jam dalam setiap harinya. Guru merupakan figure lekatan bagi siswanya, yaitu figure yang menjadi panutan bagi anak didiknya.  Hal ini dikarenakan guru memiliki pengaruh langsung bagi anak didiknya diantaranya  yaitu kedisiplinan, motivasi belajar, dan hasrat belajar. Sebagai figure lekatan mau tidak mau seorang guru harus mampu memahami karaktersitik setiap peserta didiknya sehingga mampu melaksanakan tugas selain mengajar yaitu mendidik. Mendidik yaitu mengajarkan nilai-nilai baik kehidupan untuk mengantarkan anak didik menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Sosok guru atau seorang pendidik memiliki peranan yang sangat penting, karena selain mengajar sosok pendidik itu juga merupakan teladan yang akan menjadi panutan bagi anak didiknya. Seorang pendidik harus selalu menjaga emosi dan pikirannya untuk selalu berada pada energi yang positif sehingga perlu terus dipelihara karena emosi dan pikiran bawah sadar siswa dengan mudah merekam dan meniru setiap perkataan-perkataan dan pola bahasa yang diucapkan sehari-hari oleh sang pendidik.

Adanya ikatan yang kuat antara keduanya membawa dampak positif dalam proses mengajar dan mendidik. Membangun ikatan antar guru dan peserta didik dapat dilakukan dalam beberapa hal. Yang pertama yaitu mengenali kareakter siswa. Kemampuan mengenal karakteritik peserta didik yang beragam, hal ini menjadi tantangan sendiri bagi guru. Karakteristik peserta didik bisa didapatkan dari informasi orang tua, sehingga hubungan baik guru dengan orang tua juga menjadi kunci. Komunikasi yang terbuka antara kedua  belah pihak sangat diperlukan.

Kedua bersikap sabar. Guru tidak dapat memiliih peserta didik dengan tipe yang diharapkan. Beragam tipe mau tidak mau harus dihadapi oleh guru. Guru harus benar benar menahan emosi apabila terjadi hal hal yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Belum lagi kejadian lain di luar kelas yang dilakukan oleh peserta didik.

Ketiga yaitu menunjukkan semangat mendampingi peserta didik. Saat guru bersemangat mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas peserta didik akan menunjukkan respon yang positif. Semangat, antusiasme dan nilai-nilai postif ini akan menular dan menyebar. Demikian pula, nilai-nilai yang diyakini oleh orang tua terhadap ilmu pengetahuan juga akan diserap oleh anak. Sebaliknya apabila pembelajaran yang tidak “interaktif” dan terkesan masuk kelas hanya untuk menggugurkan jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah akan semakin mendorong peserta didik menjauh dari guru.

Keempat yaitu manfaatkan hal-hal yang disukai siswa dalam pembelajaran. Setiap siswa memiliki ketertarikan terhadap hal-hal tertentu. Agar lebih mudah guru masuk ke masuk dalam dunia peserta didik maka guru dapat menggunakan hal-hal yang disukai siswa tersebut sebagai penunjang pembelajaran. Hal  seperti ini dapat membuat siswa merasa lebih terlibat secara emosional.

Kelima yaitu menghargai usaha dan pencapaian siswa. Memberikan apresiasi positif kepada peserta didik atas pencapaian dalam kegiatan belajar di kelas maupun prestasi luar kelas semakin membuat ikan anatra guru dan peserta didik semaikin kuat. Banyak sekali bentuk-bentuk apresiasi yang dapat diberikan kepada siswa. Contoh bentuk apresiasi guru kepada siswa antara lain pemberian hadiah, tepukan di bahu, senyuman, pujian, dan lain sebagainya. Relasi guru dan orang tua murid yang baik, dalam hal ini, dapat menentukan bentuk apresiasi yang lebih sesuai bagi siswa Apresiasi yang tepat akan berdampak keberhasilan yang berulang-ulang. (@Beny P)

 

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan