Selasa, 25-03-2025
  • Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918

MENCINTAI WARISAN BUDAYA INDONESIA DENGAN BELAJAR MEMBATIK

Diterbitkan :

Kecintaan  anak  muda   pada  batik  harus   ditumbuhkan. Caranya  tak  hanya  dengan membeli  dan memakai  baju batik, anak muda juga diharapkan mengetahui  seluk-beluk batik yang menjadi warisan budaya bangsa.

Kata batik berasal  dari gabungan dua kata bahasa Jawa yaitu amba yang bermakna  luas dan titik yang bermakna  membuat  titik. Jadi batik adalah  kain luas bergambar gabungan titik-titik  yang  pembuatannya secara  khusus  dengan  menuliskan  atau  menorehkan malam pada kain.

Batik awalnya hanya digunakan  dalam Keraton untuk pakaian para raja dan keluarganya, tetapi kemudian  mulai di produksi  oleh masyarakat umum dan menjadi populer sebagai pakaian sehari-hari. Batik telah ditetapkan sebagai  Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan  dan Nonbendawi oleh UNESCO sejak  2 Oktober  2009. Sejak  saat  itu, 2 Oktober ditetapkan sebagai  Hari Batik Nasional.

Pada  masa  Kerajaan  Majapahit di abad ke-17,  kesenian membatik  mulai di kenal.  Batik mulai dituliskan di atas kain dan di buat pakaian.  Bahan yang digunakan  saat itu adalah kain putih yang merupakan hasil tenunan sendiri.  Sedangkan untuk membuat  pola dan gambar menggunakan pewarna alami yang berasal  dari tumbuhan.

Perempuan – perempuan Jawa pada masa  lampau menjadi keterampilan mereka dalam membatik  sebagai  mata  pencaharian sehingga  pada  masa  lalu  pekerjaan  membatik adalah  pekerjaan  eksklusif perempuan  sampai ditemukannya “Batik  Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki  ke dalam bidang ini.

Pada  kesempatan kali  ini anak-anak muda  SD  Muhammadiyah Suronatan  Yogyakarta khususnya Kelas  6 berkesempatan untuk belajar  maupun  mengenal  membatik,  mulai dari alat dan bahan pembuatannya serta proses membatik tulis dari awal hingga selesai.

Alat dan  Bahan  yang digunakan  untuk  membuat  batik  tulis  yaitu canting,  gawangan, kompor (khusus kompor membatik),  wajan (khusus wajan membatik),  kuas,  cup/ember,

kain putih, malam  atau lilin, dan pewarna tekstil alami maupun sintetis.  Adapun Proses

Pembuatan batik tulis menurut Riyanto (1977) yaitu:

  1. 1. Pencucian Mori

Pencucian mori dilakukan untuk menghilangkan kanji , agar kain menjadi  lemas dan tidak kaku

  1. 2. Nyorek atau Memola

Nyorek  atau mola  yaitu proses  membuat  motif di atas  kain dengan cara  meniru pola yang sudah ada (ngeblat)

  1. 3. Membatik atau Nyanting

Proses menorehkan atau menggoreskan malam atau lilin pada kain yang sudah di buat pola motifnya.

  1. 4. Medel

Proses pencelupan kain yang sudah di batik ke cairan warna secara berulang kali hingga mendapatkan warna yang dikehendaki. Proses pewarnaan  bisa dilakukan dengan   cara   di   celupan  maupun    di   colet    atau   dilukiskan  satu   persatu menggunakan kuas.

  1. 5. Nglorod

Proses melepaskan malam  atau  lilin  dengan  memasukkan kain  ke  dalam  air mendidih  yang sudah  dicampuri dengan  bahan untuk mempermudah lepasnya malam atau lilin. Kemudian  dibilas  dengan air bersih dan diangin-anginkan.

Dalam  proses  pembelajaran praktik kali ini anak-anak merasa  senang  maupun  merasa bosan,  dikarenakan dalam  proses  membatik  harus  diperlukan  ke telatenan  yang luar biasa.   Tidak  hanya  ketelatenan,  namun  anak-anak juga  dapat  mengetahui  alat  dan bahan  maupun  proses  pembuatannya dari awal hingga akhir yang tidak mudah  untuk dilaksanakan. Oleh  karena  itu,  dengan  adanya  pelajaran   batik  peserta   didik  dapat menumbuhkan rasa  cinta  dan  menghargai  batik  yang  ada  di daerah  masing-masing sebagai  warisan budaya bangsa  Indonesia yang sudah dikenal hingga ke manca negara. (@Zahra)

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan

Penulis : adminweb

Tulisan Lainnya