Selasa, 08-10-2024
  • Informasi PPDB, Hubungi: 081217531918

Agama Islam Agama Yang Murni dan Tidak Sulit

Diterbitkan :

عن ابن عباس قال، قيل لرسول الله صلى الله عليه وسلم أي الأديان أحب إلى الله قال، الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

Dari Ibnu Abbas, jawaban Rasullulah shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala ditanya, “Apakah agama yang lebih disukai Allah ? Beliau menjawab, ialah yang murni dan tidak sulit (penuh toleransi).( Hr Bukhari)

Pelajaran yang terdapat didalam hadist :

1- Agama Islam adalah agama yang murni dan tidak sulit yaitu ikhlas beribadah kepada Allah saja.

2- Keberagamaan yang lurus menuju kebenaran dan Ridha Allah serta tidak belok menuju kebatilan dan pelanggaran. Tidak sulit, mempersulit serta mempersempit diri sendiri sehingga membuat diri jadi tenang, damai, dan tenteram.

3- Tidak sulit sehingga dapat memahami dan menampung perbedaan pendapat, perbedaan madzhab, perbedaan metode berpikir yang dengan demikian akan beragama secara inklusif atau terbuka, tidak eksklusif, selama masing-masing mendasarkan pada dalil yang dapat dipertanggungjawabkan, bukan berdasar hawa nafsu dan pemikiran sempit. Jika suatu pendapat yang ditetapkan dengan metode yang dapat dipertanggungjawabkan benar akan mendapatkan 2 pahala. Sebaliknya, jika terjadi kekeliruan, tetap mendapatkan 1 pahala karena telah bersungguh-sungguh dalam merumuskan suatu hukum.

4-Juga ditegaskan bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, tidak mengajarkan berlebihan dalam menjalankan praktik keagamaan, sebagaimana disebutkan dalam riwayat berikut:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- دَخَلَ عَلَيْهَا وَعِنْدَهَا امْرَأَةٌ فَقَالَ « مَنْ هَذِهِ ». قَالَتْ فُلاَنَةُ لاَ تَنَامُ. تَذْكُرُ مِنْ صَلاَتِهَا. فَقَالَ « مَهْ عَلَيْكُمْ مِنَ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لاَ يَمَلُّ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى تَمَلُّوا ». وَكَانَ أَحَبُّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَا دَامَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ.

Artinya:
Dari Aisyah, bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam  masuk ke ruangan Aisyah dan di sisinya terdapat seorang perempuan. Nabi bertanya, siapa perempuan ini? Aisyah menjawab: Si Fulanah. Ia tidak tidur. Dan menyebutkan sebagian shalatnya. Lalu Nabi bersabda: “Mah, tidaklah begitu. Kewajibanmu dalam beramal adalah apa yang kalian mampu/sanggupi (maksimal). Demi Allah, Allah tidak pernah bosan hingga kalian merasa bosan dan agama yang paling dicintai Allah adalah amal ibadah yang dilakukan secara mudawamah (kontinyu dan istiqamah dalam hati yang rela). (HR. Nasa’i, no. 5052)

Tema hadist yang berkaitan dengan Al Quran:

1- Dalam ajaran islam, tidak dijumpai didalamnya hal-hal yang sulit buat dipercaya, atau sukar melaksanakannya.

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.( Al Baqarah : 286)

2- Hal ini tiada lain hanyalah untuk mempermudah dan memperi-ngan kalian sebagai rahmat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala buat kalian.

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Allah menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak menghendaki kesukaran bagi kalian. (Al-Baqarah: 185)

3- Allah tidak membebankan kepada kalian apa-apa yang tidak mampu kalian kerjakan; Dia pun tidak mengharuskan sesuatu yang sangat berat bagi kalian, melainkan Allah menjadikan bagi kalian jalan keluar yang menuntaskannya. Salat yang merupakan rukun Islam yang terbesar sesudah membaca dua kalimah syahadat, wajib dilakukan empat rakaat dalam keadaan di tempat, tetapi dalam perjalanan diringkas menjadi dua rakaat. Dan dalam situasi khauf (perang), salat boleh dikerjakan hanya dengan satu rakaat (menurut sebagian imam), sesuai dengan keterangan yang terdapat di dalam sebuah hadis. Kemudian salat tersebut dalam situasi khauf dapat dikerjakan dengan jalan kaki dan berkendaraan; dan baik menghadap kiblat atau pun tidak, semuanya sah. Hal yang sama dilakukan pula bagi salat sunat dalam perjalanan, boleh menghadap ke arah kiblat dan boleh tidak. Berdiri dalam salat merupakan suatu hal yang wajib, tetapi menjadi gugur bagi orang yang sakit. Karena itu, seorang yang sakit di perbolehkan mengerjakannya sambil duduk; jika duduk tidak mampu, maka sambil berbaring pada salah satu sisi lambung dan lain sebagainya yang termasuk rukhsah dan kemurahan serta keringanan dalam semua hal yang fardu dan yang wajib.

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ

dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan. (Al-Hajj: 78)

(@Hartoyo)

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan